Jumat, 06 Februari 2009

likuan hidup

LIKUAN HIDUP

Di sebuah tempat di bilangan Jakarta Tenggara, hidup seorang pria berusia 40 tahun keturunan Cina. Sekilas dia memiliki kehidupan yang normal. Dia adalah seorang pemilik toko emas di salah satu Mall di Jakarta Tenggara.

Suatu hari...

Tuuuut...tuuuuut....

Chi Bao: (suara seorang wanita di seberang) Selamat siang, dengan restoran Tanpa Pamrih, ada yang bisa saya bantu?

Chi Bao: Hayyah, siang Mbak. Owe mau pesan makan siang paket yang paling special dan enak. Hmmm, minumnya jus alpukat. Berapa semuanya, Mbak?

Farah: Atas nama siapa ya Pak?

Chi Bao: Mbak tinggal antar ke daerah pertokoan di Mall Tukang Tipu blok B 12, nama tokonya Emas Mantab, kalo bingung tanya aja orang-orang sekitar situ, owe terkenal kok.

Farah : Jadi total seluruhnya Rp. 84.500, bayarnya dengan uang berapa?

Chi Bao: Owe bayar pake uang seratus ribuan saja.

Farah : Ditunggu 20 menit ya.

20 MENIT KEMUDIAN...

Ragus : Selamat siang, saya mengantarkan pesanan dari restoran Tanpa Pamrih !

Chi Bao: (saat melihat, langsung terkagum-kagum dengan mas-masnya) ma..makasih ya.. Ini uangnya, kembalianya untuk kamu saja (menatap Ragus)

Ragus : (tergagap juga)

Sejak Saat itu, Chi Bao selalu memesan makan siang di tempat yang sama, dan dia selalu meminta Ragus yang mengantarnya. Karena hal itu, hubungan mereka semakin dekat. Sejak saat itu, mereka sering jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama.

Suatu hari saat Ragus mengantarkan makan siang ke toko Chi Bao...

Ragus : Siang, Koh. Ini pesanannya (senyum).

Chi Bao: (terpesona dengan senyumannya) Makasih... Ini uangnya. Kembaliannya untuk kamu saja.

Ragus : Terima kasih Koh.

Baru beberapa langkah Ragus meninggalkan toko Ngkoh, dua orang gadis menghampirinya.

Ruti dan Sele : Hai Ragus !!

Ragus langsung menoleh ke belakang

Ragus : Oh, hai Ruti ! Sele !

Sele : Ngapain kamu disini? Bukannya kamu kerja di restoran Tanpa Pamrih di blok G30 ?

Ragus : tadi habis nganterin pesanan.

Ruti dan Sele : Ooh, gituu.

Ruti : kapan kita mau ngumpul dan jalan-jalan bareng lagi?

Ragus : nanti kalau ada waktu, aku kasih tahu. Sekarang aku lagi sibuk banget sama kerjaan aku. Kuliah jadi terbengkalai.

...

Begitulah situasinya, Ragus dan kedua temannya terus berbincang-bincang di depan toko Chi Bao. Dari dalam toko, Ngkoh memandang Ragus dengan kedua wanita tersebut dengan tatapan cemburu yang amat sangat.

...

Keesokan harinya, saat Ragus mengantarkan pesanan seperti biasanya.

Ragus : selamat siang koh !

Chi Bao : (dengan wajah melipat dan suara yang ketus) Siang! Mana pesanan saya?! Lain kali jangan kamu yang antar pesanan saya!

Ragus : loh?? Memangnya kenapa, Koh ?

Chi Bao : kamu pacaran dengan cewek-cewek kemarin, ya??!!! (dengan tatapan menyidik).

Ragus : bukan kok. Mereka hanya teman sekampus saya.

Chi Bao : (dengan suara meninggi) Kamu pasti bohong!! Ini, ambil uangnya! Saya kesal melihat muka kamu hari ini!! Huh! (langsung membalik badan)

Ragus : (tatapan bingung) Ngkoh?

Keesokan harinya...

Tak seperti biasanya, Ngkoh tidak memesan makan siang dari restoran Tanpa Pamrih, Chi Bao datang ke restoran tersebut.

Chi Bao: permisi mbak, bisa saya minta tolong?

F2 : bisa. Apa yang bisa saya bantu?

Chi Bao: saya ingin bertemu Ragus.

F2 : oh ya baik, akan saya panggilkan.

Beberapa menit kemudian...

F2 : Ragus, ada yang cari kamu tuh.

Ragus : siapa ya? (sambil menggaruk kepala).

Ragus keluar dari dapur restoran. Chi Bao langsung berbinar-binar melihatnya.

Chi Bao: Ragus! Akhirnya aku bisa bertemu denganmu.

Ragus : ada apa, Koh?

Ngkoh : tidak apa-apa, hanya saja ada suatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu.

Ragus : tentang?

Chi Bao: (agak malu-malu) aku, aku ingin engaku hidup bersamaku. Akan aku cukupi semua kebutuhanmu... oleh karena itu, aku mohon..(dengan wajah memelas)

Ragus : hah? Serius? Jangan bercanda dong koh.

Chi Bao: aku berkata jujur! Untuk apa aku berbohong?!

Ragus : (dengan muka dan perasaan tidak karuan) emm.. aduuh.. (tiba-tiba Ragus langsung mendapat ide cerdik) oke, aku akan tinggal dengan engkoh. Tapi benarkah Ngkoh akan memenuhi semua kebutuhan saya?

Chi Bao: ya! Tentu saja! Demi Ragus aku rela..

Ragus : baiklah. Kapan aku bisa mulai tinggal denganmu?

Chi Bao: lebih cepat lebih baik, bahkan hari ini pun aku sangat senang. Jam berapa kamu selesai bekerja, gus ?

Ragus : kira-kira jam 8 malam nanti.

Chi Bao: ok, nanti aku jemput jam 8. Ya sudah aku harus kembali ke toko. Sampai ketemu nanti.

Ragus : Waduh, harus siap mental matang-matang nih!

Farah : (mengintip dari dapur)

F2 : Heh, ngapain lo?

Farah : Eh, elo. Gak apa-apa kok. Eh, mereka lagi ngapain sih?

F2 : Gak tau yah, tadi Ngkoh itu nyariin Ragus. Mungkin mereka sedang ada urusan.

Farah : kayaknya urusannya penting banget deh, liat tuh mereka serius banget mukanya.

F2 : Mungkin. Lagian kenapa juga lo penasaran gitu?

Farah : Gak apa-apa kok. Eh, itu ngkoh yang tiap hari Ragus anterin pesanannya kan?

F2 : Kayaknya iya deh. Kenapa sih lo, penasaran ya?

Farah : Gak apa-apa sih, tapi menurut aku ada yang aneh sama mereka berdua.

F2 : aneh apanya?

Farah : aneh.. ya aneh. (dengan nada berbisik) sepertinya ngkoh itu.. suka sesama jenis? Abis mereka deket banget sih hubungannya, udah kayak orang pacaran aja. Tapi kok laki-laki sama laki-laki? Masa jeruk makan jeruk? Jangan-jangan.. tidaak..!!!

F2 : alah, lebay lo. Lo kali aja cemburu sama ngkoh itu kan karena mereka hubungannya deket jadi ragus ga punya banyak waktu sama lo. Iya kan? (dengan nada meledek)

Farah : enggak kok. Apaan sih lo.. (berjalan menjauhi F2)

F2 : wah gosip nih gosip. Farah cemburu sama ngkoh gara-gara ngkoh deket-deket terus dengan Ragus..

Kemudian, Ragus dan Chi Bao tinggal bersama selama 9 bulan 10 hari. Namun, para tetangga maupun teman dari Ragus tidak merasakan kejanggalan yang terjadi di rumah tersebut ataupun dengan hubungan mereka. Pada saat 9 bulan 10 hari..

Di kampus Ragus..

Bolat : Ragus !

Ragus : (menoleh sambil tersenyum) Hai, Bolat !

Bolat : Gus, kita jadi jalan gak?

Ragus : jadi dong. Kemaren Ngkoh gay itu baru transferin aku uang 10 juta. Lama-lama aku tidak tahan tinggal dengan orang itu. Tapi hartanya menggiurkan!! Lumayan kan untungnya.

Bolat : Lagian kamu mau saja tinggal serumah dengan orang macam dia. Untung tidak seranjang. Huehehe..

Ragus : ah diam kau!! Ayo lah kita langsung jalan aja. Ga usah bikin masalah lo !!!

Di Mall..

Siang itu Chi Bao sedang sibuk mencari hadiah untuk Ragus karena esok lusa Ragus ulang tahun. Namun, bagai disambar petir geledek Ngkoh melihat Ragus jalan berduaan dengan seorang pria. Saat itu juga hatinya hancur berkeping-keping tak karuan.

Di rumah..

Chi Bao: (dengan wajah sembab) Ragus, aku ingin kamu pergi dari sini dan tolong kembalikan semua fasilitas yang telah aku berikan padamu.

Ragus : Kenapa kamu berbicara seperti itu? Memang apa salahku?

Chi Bao : (dengan membentak) seharusnya kamu sadar dengan kesalahan mu dan apa yang telah kamu perbuat! Aku sudah tahu bahwa kau memiliki pacar seorang pria! Melihat kamu berjalan dengannya, aku sakit hati!! Apakah kamu tidak mengerti??! (mulai menitikkan air mata)

Ragus : (bingung) loh kok?!

Chi Bao : iya! Tadi aku melihatmu berjalan berdua dengan pria lain! Apalagi kalau bukan pacar kamu??! (semakin marah)

Ragus : bukan, koh. Dia hany..(pembicaraannya dipotong)

Chi Bao : dengan muka kesal, membentak, melempar semua barang barang Ragus) Sudah!!! Aku muak melihat mukamu lagi!!! CEPAT PERGI DARI SINI!!!!

Dengan berat hati Ragus membawa kopernya dan keluar dari rumah mewah tersebut. Dia merasa terpukul menerima semua itu karena dia sudah merasakan kehidupan mewah yang selama 9 bulan lebih ia dapatkan.

Chi Bao : (sambil menangis tersedu-sedu dan menatap foto ragus) Ragus! Mengapa kamu tega melakukan ini semua kepada saya??! Saya sudah memberikan apa yang saya punya, tapi kamu malah selingkuh! Huu, huuu.. aduh saya lapar pesen makan aah..

Pada saat yang bersamaan di restoran Tanpa Pamrih

Ragus : waduh, gawat nih lat !

Bolat : kenapa gus?

Ragus : Aku diusir ngkoh “hombreng” itu dari rumahnya! Mau dapat uang dari mana lagi kita?

Bolat : ooh, memangnya apa yang terjadi? Ngkoh itu sudah sadar dari masa kelamnya?

F2 : hei, Ragus! Jangan curhat terus dong, pesanan banyak nih! Bolat juga mau saja dicurhatin!

Bolat : Namanya juga teman, ada saat diperlukan. Biar saya saja yang anterin pesanannya, Ragus masih pusing dengan masalah yang menimpanya.

Ragus : nanti saja aku ceritakannya. By the way, terima kasih lat!!

Saat sedang di jalan, motor yang dikemudikan Bolat tiba-tiba berhenti.

Bolat : wah, kenapa nih??! (kemudian mengecek bensin motor pada spidometer) yah, habis! Pom bensin masih jauh, aku dorong saja lah.

Tiba-tiba ada yang menepuk Bolat dari belakang.

Ruti dan Sele : Hai, Bolat!!

Bolat : oh, hai Ruti, Sele.

Ruti : Bolat, motor kamu kenapa kok didorong?

Bolat : Ini, bensinnya habis.

Sele : mau kita bantu dorongin enggak? Hihihi (sambil ketawa genit)

Bolat : wah beneran nih kalian mau bantu aku?

Ruti : ih, sorry ya! Nanti kan kita bisa capek, keringetan, bisa item kulit kita lg panas nih cuacanya!!

Bolat : huh, oke deh. Kalian mau kemana sih?

Ruti : kita mau cari hadiah untuk Ragus, sebentar kan dia ulangtahun!

Sele : kira-kira dia sedang butuh apa ya? Hihihihi ( tertawa genit)

Bolat : yasudah lah, kalian lebih baik cepat beli hadiahnya daripada kalian tambah item berdiri disini. Hehehe..

Ruti dan Sele : yasudah kita duluan yaa. Bye!

Bolat : bye..

Di dalam dapur restoran

Farah duduk termenung memikirkan sesuatu..

Farah: (berbicara sendiri) aduh... gmana ya caranya dapetin Rp 30 juta untuk ibu operasi? Hhhh... (masih pusing memikirkannya)

Oh ya, aku coba minta pinjam saja sama Chi Bao.

Keesokan harinya...

Tingtong...tingtong...

Dari dalam rumah sang penghuni menyahut

Chi Bao: (membuka pintu, lalu terkejut) Fa... Fa... Farah... ayo silahkan masuk.

Farah: makasih (menunduk, malu-malu)

Chi Bao : (masih tergagap) tu.. tumben datang kesini. (menguatkan hati, dan berbicara sedikit tegas). Ada perlu apa ke sini? Apakah kau mau mencampakkan aku lagi?

Farah: tidak, maksudku datang ke sini...aku...aku susah mengungkapkannya.

Chi Bao: ayo katakan saja

Farah: sebenarnya aku membutuhkan bantuanmu

Chi Bao: bantuan apa?

Farah: sebenarnya aku punya masalah keluarga. Saat ini ibuku sedang sakit keras dan ibuku harus dioperasi. Aku ke sini ingin meminjam uang darimu.

Chi Bao: (berfikir dalam hati) aku sudah dicampakkan oleh orang ini, karena menyerah mencari cewe lain kemudian aku pindah haluan ke ragus. Namun aku pun dicampakkan juga, apakah ini kesempatan emasku untuk mendapatkan Farah kembali? (tiba-tiba mempunyai ide)

Chi Bao: (menoleh dengan antusias) boleh, tapi aku punya syarat.

Farah: (berbinar-binar) apa Chi Bao? Semua akan aku turuti, asalkan.. kau mau meminjamkan aku duit sebesar 30 juta rupiah.

Chi Bao : baiklah. Syaratnya asalkan kau mau menjadi pacarku (tampang serius)

Farah : (terbelalak) Oke......baiklah..(menunduk)

Chi Bao : (tersenyum lembut) terima kasih. Ayo, sekarang saja, aku ingin menjenguk ibumu ke rumah sakit

Farah: ah, iya..

TOK TOK TOK..

Chi Bao : aku bukakan pintu dulu ya

Farah : iya.

Saat membukakan pintu...

Chi Bao : ka..kau...

Di restoran...

Bolat : oii ragus!! Aku mau mengantarkan pesanan ke Chi Bao lho!! kau tidak ikut?? (nada manja)

Ragus : heh?! Ngapain ya, aku ke tempat si cowok homo itu. Aku sudah cukup puas tinggal disitu dengan diberi kemewahannya. Ehehe (tersenyum licik)

Bolat : dasar matre kau!

Ragus : (menjulurkan lidah)

DI RUMAH CHI BAO

Chi Bao : ka..kau... kenapa kau yang mengantarkan makanan ku, memangnya tidak ada pengantar lagi selain kau?

Bolat : kenapa Chi Bao? Kelihatannya kau risih padaku?

Chi Bao : ah, sudahlah, lupakan! Mana pesanan saya?

Bolat : nih. (memberikan pesanan, lalu melihat ke dalam rumah Chi Bao, kaget) Fa..farah. ngapain kau di sini???

Farah : Bolat?!(kaget juga)

Bolat : kau.. jadi beberapa hari ini tidak masuk kerja gara-gara si cina ini??!

Chi Bao : heh?! Mau apa kau dengan pacarku ini?!(melindungi Farah)

Bolat : ckck, kau ini. Dulu berpacaran dengan Ragus, namun sekarang kau malah berpindah ke Farah.

Chi Bao: lalu, apa urusan mu?!

Farah: sudah sudah! jangan bertengkar di sini kenapa? kalau di dengar tetangga gimana?! lagian. Chi Bao benar, aku memang pacaran dengannya sekarang. memangnya kenapa?

Bolat: (sedikit kaget) heh?! serius?!

Farah: iya, memangnya kenapa?

Bolat: hh~(menghela napas) yasudah tak apa (memandang marah kepada Chi Bao)

Chi Bao: tuh, denger sendiri kan? (mengejek)

Bolat: ya ya, aku tau, tidak usah di ulang-ulang lagi. aku permisi, dan terima kasih telah memesan makanan dari restoran kami

Chi Bao: hmm (mengusir Bolat dengan tangannya)

DI RESTORAN

Bolat : ragus, ragus!!! Ada kabar aneh!! (tergesa-gesa)

Ragus: apa sih kau itu, mengganggu ketenangan orang saja

Bolat : kau ini, dengerin dulu! Si Chi Bao, cowo homo yang kau pacarin itu ternyata sekarang, ternyata pacaran ama si Farah!!

Ragus : (terkejut) heh?! bo..bohong!!! si Chi Bao itu ga mungkin suka sama perempuan! (nada mengejek)

Bolat : hei!! aku ini ga becanda! serius! tadi aku sehabis mengantarkan pesanan ke engkoh itu, aku melihat farah disana. dia juga tidak menyangkalnya saat engkoh itu bilang farah adalah pacarnya!

Ragus: kau tidak bohong?

Bolat: ngapain sih aku harus bohong dengan masalah kayak ginian?

Ragus : haha, syukurlah dia kembali normal. tak mungkin orang seperti dia itu homo, aku sudah sadar dari sikapnya dari kehidupanku disana.. (menunduk, suara mengecil)

Bolat : ..kau , he..hei!! (memegang bahu Ragus, menggoyang-goyangkannya)

Ragus: (menoleh ke atas)

Bolat: (kaget) hei, kok kau malah nangis?! hei! maaf! kata-kata ku ada yang salah!

Ragus: tidak, kau tidak perlu menghawatirkan aku.(mengusap air mata) a..aku tidak enak badan, ijinkan aku, aku mau istirahat di rumah (langsung berbalik, dan bergegas keluar dari restoran)

Bolat : Ragus..(memandang jauh ke Ragus, lalu geram, mengepalkan tangannya) engkoh sialan itu!!!

DI RUMAH SAKIT, FARAH DAN CHI BAO MENUJU KE RUANGAN DIMANA IBU DARI

FARAH DIRAWAT

Farah: Makasih, sudah mau menemani ku datang menjenguk ibuku . apalagi engkau pula yang membayarkan semua penanganan rumah sakit ini.

Chi Bao: tidak apa (membuka pintu rawat inap)

Farah: ibu..bagaimana keadaan ibu sekarang??

Ibu Farah: (terbatuk-batuk) yah beginilah keadaan saya. Rasanya saya inginmati saja nak…

Farah: sssttt… ibu tidak boleh berbicara seperti itu, Farah yakin ibu akan sembuh, dan ibu akan segera dioperasi karena, Farah udah dapat pinjeman.

Chi Bao: benar ibu akan sembuh

Ibu Farah: buat apa kau pinjam duit segala untuk operasi, toh itu hanya sia-sia. Sebentar lagi ibu juga mati.

Farah: pokoknya Farah ingin ibu sembuh dan Farah yakin! Pokoknya ibu berjuang saja melawan penyakit ibu.

Ibu Farah: terima kasih ya sudah mau merawat ibu, dan kau(Chi Bao), terima kasih telah membantu kami. Semoga kau menjadi orang yang selalu beruntung.

Akhirnya operasi pun dilaksanakan. Namun sayang, ibu Farah yang menderita penyakit kanker darah tak bisa diselamatkan. Hal ini membuat Farah merasa sangat sedih akan kepergian ibunya.


3 HARI SETELAH RAGUS MENGETAHUI BAHWA CHI BAO TELAH BERPACARAN

DENGAN FARAH, DIA TIDAK PERNAH MASUK KERJA LAGI. INI MENYEBABKAN

BOLAT KHAWATIR DENGANNYA. SIANG INI RENCANANYA BOLAT INGIN

MENJENGUK RAGUS

Bolat: (mengetuk pintu) gus.. raguss.. (tidak ada jawaban) raaagusss... (mengetuk berkali-kali) raguss..~ (kesal) ck, napa sih nih orang! (membuka pintu) eh, kok tidak dikunci? Raaguu~~s (terdiam melihat ragus terbaring lemah di tempat tidur) ragus! hoii! (mengguncang-guncangkan badan ragus)

Ragus : mmh..(membuka mata, berbicara pelan, lemah) Bo..bolat

Bolat: (menempelkan tangannya ke dahi Ragus) ck, kau demam! kau ini kenapa ragus??! semua mengkhawatirkan mu gara-gara kau tidak masuk kerja, lagipula liat tampangmu sekarang, kau semakin kurus tak terawat. wajah sembab ini~ kau menangisi engkoh sialan itu ya?!

Ragus: berisik..(suara bernada lemah)

Bolat: kau ini. orang pada memperhatikanmu juga, kau malah merespon seperti itu. yasudah kau makan dulu untung saja aku bawakan makanan untukmu! (memberi makanan)

Ragus: (bangun, duduk di tempat tidur) thanks..

Bolat: so, gimana? napa 3 hari ini kau ga kerja?

Ragus: (berhenti makan, berbicara pelan) makasih udah khawatirin aku. tapi tolong jangan bicarakan tentang engkoh itu lagi

Bolat: maksudmu? ah, jadi benar firasatku, selama ini kau dengan engkoh itu, kau su..(berhenti , melihat tatapan tatapan kesal dari ragus) eh.. ok ok aku ga bicarain itu lagi.

Ragus: (senyum) thanks. oh iya, makanannya enak, makasih.

Bolat: syukurlah. setelah demam mu pulih, jangan lupa masuk kerja. kau ini, udah hampir di DO dari kuliah, juga mau dipecat dari pekerjaan ya?

Ragus: iya iya, aku tau.

Bolat: aku mau berangkat kerja lagi, bisa-bisa aku dimarahi bos, kalo tak cepat sampai sana. kau istirahat yang banyak, biar aku yang cari alasan ke bos kita, kalau kau sakit.

Ragus: ya ya.

DI RESTORAN

F2: Bolat, bolat!! tau ga sih!!!

Bolat: apaan sih? berisik banget.

F2: si Farah!! dia mengundurkan diri dari sini. entahlah aku kurang tau, penyebabnya, tapi baru saja dia datang dan berbicara dengan bos kita. aku menguping sedikit, katanya urusan keluarga.

Bolat: (tampang serius) kau yakin itu?

F2: iya!! aku melihatnya sendiri.

Bolat: hah~ baguslah cewe itu udah ga kerja disini lagi (menghela napas)

F2: kok malah ngomong kayak gitu sih?! sedih kek, apa kek gitu. ini malah seneng

Bolat: senang? hah~ bisa dibilang kayak gitu ya? (menerawang)

F2: orang aneh..

beberapa hari kemudian, Ragus masuk kerja, diapun sudah pulih dari sakitnya. semua

karyawan restoran juga tidak bertanya apa-apa karena takut Ragus sakit lagi begitu

pula dengan Bolat. lalu siang hari ini, ulang tahun Ragus...

Ragus: iya, ahaha. jadi ternyata begitu. bodo amat ah, aku juga tidak peduli. ahaha. eh? siang ini? boleh-boleh. apa sudah dekat? dasar selalu membuat kejutan saja. thanks ya. (menutup telpon)

F2: kenapa gus? asyik banget?

Ragus: Ruti Sele. dasar tuh orang bedua, nempel terus

F2: he? maksudku bicarain apa?

Ragus: oh~ mereka mau datang kesini. mau merayakan ulang tahunku. sepertinya hari ini aku ijin pulang nih.

F2: eh? hari ini lo ulang tahun? selamet deh (berjabat tangan)

Bolat: oy, kalian berdua! bantuin aku dong! masa Cuma aku yang kerja sendiri, kalian malah enak-enakan bergosip di dapur.

F2 dan Ragus: ya ya.

Tamu : permisi, saya mau pesan~ (suara cowo)

Bolat: iya sebentar (keluar dari dapur) loh?! (menatap pelanggannya seorang cowo dan cewe, yang bolat kenal) ngapain kalian datang kemari?!

Chi Bao: kami hanya ingin mengunjungi Ragus, kan hari ini dia ulang tahun. aku tahu dari Farah (memandang ke Farah)

Farah: betul itu, Bolat. kami kesini cuma..(terpotong oleh Bolat)

Bolat: Cuma apa?! kalian kan sudah menyakiti Ragus! kau .... (menatap Farah)

Farah: aku kenapa? aku tidak salah apa-apa, lagian kita kesini dengan maksud baik-baik. lagipula kenapa aku bisa dibilang menyakiti Ragus?

Bolat: arh~ udah deh, mendingan kalian cepat-cepat pergi dari sini kalo sampai Ragus liat..

Ragus: (tiba-tiba datang lalu menepuk bahu Bolat) kalo aku lihat kenapa? (memandang Farah dan Chi Bao ) eh, kalian. tumben datang kemari? ada apa? (tersenyum, lalu menoleh ke bolat dan berbisik) sudahlah Bolat, aku tak apa.

Bolat: ta,tapi..

Chi Bao: kita kesini mau merayakan ulangtahun mu kok. boleh kan?

Ragus: tentu saja boleh, tapi aku sudah ada janji duluan dengan teman-temanku. kalian tak apa gabung dengan mereka? mungkin sebentar lagi mereka datang

Farah: tentu saja, kita malah senang kalau seperti itu

Ragus: hm.. (tersenyum paksa)

Bolat: Ragus, kau ini , kau kan sudah dicamp..mph..(tangan ragus menutup mulut bolat)

Ragus: ssh~ sudah kuperingatkan jangan bicara itu lagi

Chi Bao: kenapa? kok kalian grusa grusu kayak gitu?

Ragus: tak apa (masih tersenyum paksa)

..........saat bersamaan di dapur...........

F2: ckck, mereka kenapa lagi? (mengintip)

Sele: oii! (menepuk dari belakang) ngintip apaan lo?!

F2: kaget tau!! kok lo bisa kesini? kayak ruti dong, tenang dikitt

Ruti: ruti, ha? gue? napa?

Sele: lemot lo dasar .

F2: udah-udah jangan ribut! kok bisa kesini?

Sele: bisa dong, kan gue tau jalan belakang (mengedip)

Ruti: ergh~ jijik.

Sele: apa , heh?!

F2: sssh~! lagi asyik nonton juga (melihat keluar dapur yang ada Chi Bao, Ragus, Farah, dan Bolat)

Sele: mereka? kenapa tuh?

F2: entah, makanya aku pengen tahu (masih melihat mereka berempat)

Ruti: apa sih? wah itu ragus!! oiii , ra...mpph (ditutup mulutnya oleh sele)

Sele: tau suasana dikit napa? liat dong, tegang gitu

Ruti: ah~iya-iya

mereka bertiga akhirnya mengintip dan menguping Chi Bao, Ragus, Farah, dan Bolat

berbicara

Bolat: terserah deh, aku tak tanggung akibatnya (mengangkat tangan)

Ragus: nah, Chi Bao, kau mau minum apa, akan aku siapkan, Farah kau mau apa?

Chi Bao: Tidak usah repot-repot. Ngomong-ngomong mana teman mu itu? katanya sebentar lagi datang?

Ragus: ntah lah..

sementara itu..

Ruti: hei kita dipanggil tuh, yuk kesana!

Sele: ehh~ ntar dulu!!!! kita harus keluar dulu, ga mungkin kan kita keluar dari dapur! F2, kita pergi dulu yah, dah.

F2: uhm

Ruti: dahh~ (melambaikan tangan)

Ruti dan Sele keluar dari restoran kemudian masuk ke restoran lagi dan bergabung

dengan mereka berempat

Ruti dan Sele: Ragusss!!! (melambaikan tangan)

Ragus: wah, baru diomongin dah dateng. Chi Bao, ini temanku Ruti dan Sele (memperkenalkan diri, berjabat tangan)

Ruti: ruti

Chi Bao: Chi Bao

Sele: sele

Chi Bao: Chi Bao.

Ragus: kita pergi sekarang? atau bagaimana?

Ruti: sekarang aja!!! aku tak sabar~ laper bangetttt nihh!!

Sele: tak tahu malu kau!

Farah tertawa melihat Ruti dan Sele yang selalu akrab sedangkan Chi Bao

memandang Ragus dengan penuh penyesalan. Ragus sadar bahwa dirinya dilihat oleh

Chi Bao langsung memalingkan muka ke arah Bolat. Bolat yang melihat situasi

seperti ini langsung berbisik ke Ragus

Bolat: Ragus, lihatlah aku. jangan pikirin Chi Bao lagi.

Ragus: (memandang Bolat).....i..iya. (memandang ke ruti dan sele)nah, ayo kita pergi sekarang, aku sudah minta ijin, jadi aku bisa pulang lebih awal, yuk Bolat (menarik tangan bolat)

Bolat: aku tidak ikut, aku disini saja. bersenang-senanglah kalian

Ruti: ahh, bolat ga asyik nihhh~

Bolat: aku masih banyak kerjaan. udah kalian pergi saja, hati-hati. oia jangan lupa bawain oleh-olehnyaa!! (memicingkan mata ke ragus)

Ragus: (berbalas dengan malu) ka..kami pergi dulu.

Bolat: ya.. da dahh~ (melambaikan tangan ke mereka berlima) nah F2, aku tahu kau menguping di dapur, keluarlah~

F2: a, ah~ ketahuan yah? ahahaha~

Bolat: taulah, kau itu kan orangnya selalu pengen tahu!

F2: haa~ maap~terus mereka Farah , Ragus dan orang cina itu, ada hubungan apa mereka?

Bolat: mau tau aja~ udah sana kembali kerja! syuh syuh~ (mengusir)

F2: uh , pelit! bweee~

Bolat: bwee juga! (menghela napas, menggumam) fuhh~ semoga kau tak apa ragus.

Bolat masih terus memikirkan Ragus. akhirnya dia terpikir untuk datang ke kossan

Ragus malam ini. Bolat rencananya ingin memberikan surprise kepada Ragus. lalu

malamnya

Bolat : Ragus (mengetok pintu)

Ragus: yaaa sebentar (bergegas ke pintu) kenapa bolat? malam malam gini? masuk dulu gih

Bolat: thanks. jadi gimana? tadi seru?

Ragus: (diem)

Bolat: kok diem? gimana tadi?

Ragus: tadi waktu di café aku ijin ke wc, trus aku kabur aja..

Bolat: lho? kok?

Ragus: aku.. aku ga tahan ama keadaan disitu.. erh~ gimana ya ngomongnya.

Bolat: cemburu?!

Ragus: heii!!! kok lo bisa ngomong gitu sih?!

Bolat: ahaha, ngga, bercandaa ~

Ragus: cih.lalu ngapain kesini?

Bolat: duhh, sinis banget sih, aku kesini mau ngasih ini nih (ngasih bingkisan)

Ragus: apa ini? (buka bingkisan) wahh.. kuee. thanks yah. tulisannya...emm~~ lohh, kok tulisannya keapuss?

Bolat: egh. soalnya enakan diomongin sihh~ (malu)

Ragus: ?? emang apaan?

Bolat: sebetulnya aku...

Ragus: ehm?

Bolat: su..

Ragus: su?

Bolat: su...

Ragus: susu? lo mau minum susu?

Bolat: su..sudah dulu deh gue mau pulang dulu. (menutup wajah dengan tangan, malu) egh, bye (menutup pintu kamar ragus)

Ragus: oy! gimana sih, tanggung banget. aneh tu o-...

Ragus membaca kartu dari bingkisan Bolat. Tiba-tiba Ragus malu membaca kartu tersebut bertuliskan “SUKA”. Ragus bersender ke pintu kossannya sambil memegang kartu ucapan tersebut. dan tidak menyadari bahwa Bolat pun juga menyandar di depan pintu kossan Ragus

Bolat: bodoh sekali aku

sementara itu..

Ragus: bocah sialan itu (malu...)

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar